Pelatihan Pembuatan Pakan Ayam

Bertempat di salah satu lokasi peternakan ayam di Kelurahan Kodo, Senin tanggal 01 Juli 2019. Telah diadakan kegiatan "Pelatihan Pembuatan Pakan Ternak Organik Kepada Kelompok Peternak Ayam di Kota Bima". Dihelat oleh Bank Indonesia (BI) bekerja sama dengan Pemerintah Kota Bima.

Perhelatan kegiatan ini dihadiri oleh Walikota Bima diwakili oleh Asisten III, Drs. H. Syukri, M.si. Perwakilan Bank Indonesia NTB, A. Haris. Narasumber, Dr. Nugroho Widiasworo, Juga Kabag Ekonomi, Ruslan, SE, MM. Camat RasanaE Timur, Kepala Balai Pertanian, Ir. Suhada, Lurah Kodo, Sekretaris Dinas Sosial, Bapak/Ibu kelompok Peternak.

Kepala Dinas Peternakan Kota Bima, Ir. Darwis, dalam laporannya menyebutkan yang peserta yang diundang tidak kurang dari 30 peternak unggas. Tujuannya agar mengubah pola pikir para peternak supaya bisa mengikuti perkembangan zaman.

Sasarannya bagaimana memanfaatkan limbah kotoran hewan agar bisa bernilai ekonomis. Nantinya akan ada pemberian materi. Kemudian juga akan ada praktiknya.
Sebelumnya proses pembuatan kompos untuk pupuk biasanya berlangsung dua pekan. Tapi dengan penemuan baru dari Dr. Nugroho yang berasal dari Jogja, hal itu bisa dilakukan dalam tempo satu hari.

Beliau mengharapkan pada para peserta untuk menyimak baik-baik apa yang akan disampaikan oleh Pak Doktor Nugroho. Para peserta yang diundang ada kelompok peternak unggas, peternak sapi dan petani jagung. Supaya bisa terjadi simbiosis mutualisme. Ada saling ketergantungan.

Kemudian tentang mikroba yang dimasukkan dalam pembuatan pupuk kompos, yaitu berupa bakteri yang bermanfaat. Untuk mempercepat fermentasi atau penguraian atau penyerapan suatu zat.

Demikian kurang lebih penyampaian beliau yang perlu dicatat.

Selanjutnya sambutan dari perwakilan Bank Indonesia wilayah NTB. Setelah beliau menyapa para pejabat dan seluruh undangan serta peserta, beliau merasa kegiatan ini begitu menggairahkan karena melihat banyaknya para pejabat serta peserta yang antusias.

Awalnya beliau bercerita kepada Walikota Bima untuk mendatangkan ahli tentang pakan ayam. Dimana pakan ini bisa untuk ayam, ikan dan sapi. Bahannya bisa dari berbagai macam hasil pertanian.

Beliau mengemukakan mengapa Bank Indonesia sangat konsen terhadap kegiatan ini. Diantaranya karena Walikota Bima menurut beliau, punya chanel ke situ. Bank Indonesia merasa perlu menghadirkan kemudahan bagi masyarakat Kota Bima untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan kemandirian dalam usaha. Agar pertanian dan peternakan terintegrasi. Ini bentuk pengembangan ekonomi daerah. Sebentuk tugas sebagai penasehat untuk ekonomi daerah.

Inilah tujuan kesejahteraan masyarakat. Disamping tersedianya sumber daya alam. Bank Indonesia sangat mendukung pertumbuhan ekonomi daerah. Untuk NTB, Kota Mataram dan Kota Bima sebagi sampel inflasi.

Semoga kedepannya kata beliau, kami kembali lagi ke sini semakin banyak cerita tentang kesuksesan. Kami berharap semoga Pak Nugroho dan kawan-kawan bisa membuat contoh di lapangan.

Sambutan berikutnya Walikota Bima dalam kesempatan ini diwakili oleh Asisten III, Drs. H. Sukri, M.Si. Setelah menyebutkan para pejabat dan ucapan selamat datang kepada parah tamu dari luar daerah dan seluruh peserta. Beliau mengajak bersyukur atas kegiatan diklat yang luar biasa ini.

Tahap pertama beliu membacakan pesan tertulis Walikota. Pelatihan ini diharapkan dapat bermanfaat luas bagi peserta. Jika kegiatan ini benar-benar dimanfaatkan akan sungguh luar biasa. Amat positif. Saya ingin, kata Walikota Bima dalam sambutan tertulis, menggugah kita bersama agar sadar tentang kebersihan lingkungan.

Kemudian diminta untuk menanam pohon di pinggir jalan. Semoga Allah meridhaoi upaya kita membangun daerah ini.

Kemudian beliau menambahkan amanat sebagai asisten III. Pertama, hal yang masih menjadi kendala masyarakat ialah minimnya modal. Berhubung kehadiran perwakilan Bank Indonesia, kita bisa meminta arahan dan solusinya. Juga kaitan dengan naik turunnya harga.

Kedua, beliau sendiri sangat antusias untuk mengikuti kegiatan ini. Karena begitu efektif. Semua limbah hasil pertanian dan peternakan tidak ada yang dibuang. Ini prospektif. Bisa lebih baik penghasilan peternakan dari pada menjadi pegawai. Pengolahan ini sangat baik kualitasnya.
Tambahan lain kata beliau , ini rupanya akan bersiklus. Semuanya saling membutuhkan dan bermanfaat. Ini menjadi penting juga bagi para tenaga honorer untuk meningkatkan pendapatan keluarga.

Ayo bangkit dan semangat, ajaknya. Jangan meninggalkan pekerjaan honorernya tapi ditambah dengan kegiatan lain untuk menambah income bagi keluarga.

Selamat mengikuti pelatihan. Semoga ada banyak manfaat yang diperoleh.
Setelah pembacaan doa dan acara pembukaan di tutup. Dilanjutkan dengan testimoni oleh Pak Darisman dari kota Sleman.

Beliau adalah cucu dari Mbah Marijan. Mbah Marijan punya anak 3. Satu laki dua perempuan. Pak Darisman adalah cucu pertamanya dari anak perempuan.

Jadi apapun usaha, kata beliau, harus ada niat. Modal hanyalah urutan terakhir. Contohnya saya dulu tidak punya modal. Saya dulu tidak punya sapi. Saya dipinjami sapi oleh Pak Nugroho. Sistem bagi hasil 40:60. Peternak dapat 40. Pemilik dapat 60.

 Yang 40 kalau diolah bisa dapat 80. Itu bisa terjadi dari limbah yang kita olah
Sapi saya sekarang jumlahnya 360 ekor. Sapi peranakan. Setiap hari sapi saya bisa bertambah 5 sampai 10 ekor. Caranya bagaimana? Ya dari limbah itu.

Saya mengenal Pak Nugroho tahun 2012. Pakan untuk hasil kotoran sekurangnya 10 kg untuk 1 sapi. Hitungannya luat biasa. Canggih. Dari kotoran sapi saja penghasilan perbulan bisa 40 juta rupiah. Belum dari urinnya. Dari urinnya 25 juta rupiah.

Tapi sapi perlu dipelihara dengan baik. Perlu juga dimandikan. Bukan hanya pemiliknya saja. Pekerja hanya dua orang. Sapi juga perlu dikasih jamu. Bahannya dari rempah-rempah. Di sekeliling rumah kita banyak sekali rempah-rempah.

Beliau juga punya kambing 600 ekor. Juga merangkap sebagai petani salak pondoh dan salak jawa. Dikawinkan jadi salak madu. Lahannya disewa 5 sampai 10 hektare. Tenaga hanya 5 orang.

Kotoran hewan kalau sudah diolah tak lagi menjijikkan. Tapi sudah berubah warna: biru dan merah. Birunya 50 ribuan rupiah . Dan merahnya 100 ribu. Sambil beliau tertawa kecil.

Kemudian Dr. Nugroho memberikan materi, kurang lebih berikut ini :
Tehnologi MA-11 efect:
1. Menekan biaya produksi (40 sd 70%)
2. Meningkatkan hasil produksi (100% <)
3. Menghasilkan multi player efect
4. Menciptakan pertanian berkelanjutan
5. Meyakinkan pasar global.

Beliau mengatakan, "Kalau pakan masih bergantung pada perusahaan berarti masih terjajah."

Beliau bercerita bahwa Pak Darisman, berani menolak Raja Jogja yang mau menitip sapi padanya. Itu terjadi karena beliau merdeka secara finansial.

Masih harapan dari beliau, "Hari ini buang jauh-jauh kata limbah. Tidak ada limbah. Itulah pentingnya ilmu. Kalau hanya menunggu sapi besar habis umur kita. Tapi kalau kita olah kotoran dan urin kita akan meraih rezeki tiap hari. Mengalir tanpa henti."

Beliau juga menegaskan, "Bertani yang baik adalah bertani yang semakin lama semakin meningkat. Di Jawa mayoritas yang terjadi sebaliknya, semakin lama semakin menurun. Ini namanya semakin lama semakin berkesudahan. Berkesudahan pada kebangkrutan." Seloroh Dr. Nugroho.

Bumi dan tanah perlu dimuliakan. Dengan cara pertanian terintegrasi. Contoh sistemnya:
Siska: sapi terintegrasi kelapa sawit
Sispa: sapi terintegrasi palawija.
Harapan beliau," Pakan, pupuk, bibit kita pegang sendiri. Jangan tergantung dengan pabrik. Orang yang bisa menentukan nasib diri sendiri dialah orang cerdas."

Bertanam dengan pupuk alami dan kimia jauh beda. Bagaikan jalan ke utara dan selatan. Bertolak belakang. Pupuk alami memberi makan pada tanah. Tanah akan semakin subur.

Sementara pupuk kimia memberi makan tanaman. Tapi tanah dibiarkan tandus.

Contoh fungsi pupuk NPK :
N untuk menumbuhkan
P untuk membesarkan
K untuk menghasilkan buah

Dr. Nugroho menyebutkan, "Kalau bio masa sudah terurai jadi atom itu adalah rezeki dari Tuhan. Yang mengurai molekul ialah enzim. Yang menyelesaikan masalah bumi ialah mikroba.

Beliau mencontohkan daerah Brebes di Jawa Tengah, adalah daerah paling parah terkena zat kimia. Setiap bayi lahir cacat.

Kondisi Bangsa ini sudah sakau. Maka mari kita bangkit


Bapak Camat RasanaE Timur, Muhammad Said, SE, pun mengambil kesempatan untuk bertanya langsung pada Dr. Nugroho. Beliau  sendiri yang sangat tertarik dengan kegiatan ini.

Istilah yang ditulis oleh Dr. Nugroho :
#From zero to hero.

Mantap!

By: Najamudin